Daftar Isi

Wednesday, August 1, 2012

SIM dari Hughes

hughes di depan homeschoolingnya
Saban menjalani ibadah puasa, saya tak pernah lupa dengan peristiwa ini. Memang bukan kejadian besar. Juga bukan momentum yang membuat perubahan penting dalam hidup saya. Tapi setidaknya, inilah pertemuan yang bisa menjadi bukti, betapa kebaikan hati seorang Dewi Hughes pun tak mampu menolongnya dari persaingan keras dunia hiburan. Hughes yang dulu sangat terkenal sebagai presenter, dengan jilbab terobosannya yang unik, kini menghilang hanya gara-gara blunder perceraiannya.

Saya sudah lupa kapan tahunnya. Tapi yang jelas bulan puasa. Kalau tidak salah pas mau lebaran. Kala itu, tabloid akan mengangkat trend bisnis pakaian muslim para artis. Hughes masuk  dalam radar, karena beliau punya butik khusus untuk perempuan bertubuh besar. Di situ ada busana muslimnya juga. Usai janjian, pertemuan dirancang di studio Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat. Kebetulan beliau menjadi presenter acara buka puasa di Metro. Saya datang sendirian, karena stok foto-foto Hughes lumayan banyak. Jadi tidak usah ambil gambar lagi.

Cukup lama menunggu, hingga kemudian Hughes keluar dari ruang siar. Di samping saya, reporter Metro TV rupanya juga ingin wawancara. Tapi karena saya yang lebih dulu punya janji, jadi Hughes langsung meminta saya untuk mengajukan pertanyaan. Obrolan pun berlangsung.  Usai ngobrol, sejatinya saya mau langsung cabut. Maklum belum buka puasa. Perut rasanya sudah melilit-lilit. Tapi pas ketika hendak beranjak dari tempat duduk, tiba-tiba Hughes menahannya. “Sebentar dulu,mas,”katanya.

Dalam hitungan detik, dia mengeluarkan beberapa lembar Rp 100 ribuan dari tasnya. Sudah tentu saya kaget. “Jangan mbak,”tolak saya. Bukan saya sok aksi menolak rejeki. Tapi memang saya yakin, saat itu masih ada uang untuk membeli sekedar pembuka puasa. Rupanya, Hughes tak mau nyerah. Dia bilang begini,”Jangan ditolak mas. Ini saya kasih dengan ikhlas. Baru saja saya ambil uang sebelum ke Metro.  Ini khan bulan puasa?Jadi niatnya sedekah”. Saya sekali lagi mencoba menolak. Reporter Metro TV disamping saya, kulihat hanya tersenyum-senyum saja.

Tapi belum sempat saya beranjak, tiba-tiba  Hughes langsung meraih kantong baju, dan memasukan lembaran uang ke dalamnya. “Uangnya masih baru-baru. Baunya enak,”katanya bercanda. Kali ini, saya tak bisa menolak. Dari pada ribut di depan teman sejawat? Khan malu?hehehe. Apalagi Hughes bilang niatnya ingin sedekah.  Saya lantas mengucapkan terima kasih, sebelum meninggalkan dia yang lantas diwawancara anak Metro. Setelah saya hitung, jumlahnya lumayan.

Sesungguhnya, bukan jumlah uangnya itu yang terus saya ingat. Tapi saat itu kebetulan saya tak punya SIM. Setelah sampai di rumah, langsung terbetik untuk membuat SIM dari uang sedekah Hughes. Esoknya saya langsung meluncur ke Polres Depok. Ini pengalaman pertama buat SIM. Jadi agak buta juga. Saya juga enggan memakai kartu pers, karena saya ingin mencoba melalui semuanya dengan prosedur resmi. Bayangan itu akhirnya sirna, begitu saya mencoba masuk sistem pembuatan SIM. Ternyata prosesnya ribet.  Lelah menunggu, saya mencoba jalan-jalan ke halaman polres.

Seorang anggota polisi menawari lewat jalur khusus. Biayanya pas Rp 250 ribu. Karena sedang dikejar waktu, saya sanggupi. Setelah mengisi semua berkas dan menunggu sebentar, saya dipanggil untuk foto. Tak lama, SIM pun jadi. Horeeee…..SIM ini menemani saya hingga 2009. Waktu yang lumayan panjang, meski tak sepanjang kisah asmara rumah tangga Dewi Hughes dan Alvin. Bagaimanapun, Hughes orang baik. Ketika ia menggugat cerai, saya sempat menunggui rumahnya di Kemang. Kala itu Alvin hendak konperensi pers.
Hughes dan Roy
Tentu saja amat disayangkan, rumah tangga mereka tidak panjang. Hari-hari setelah Hughes melepas jilbab, dan menata rambutnya dengan gaya ngebob, saya masih sempat menemuinya untuk wawancara. Ia masih suka bercanda, saat saya menjumpainya di daerah Jakarta Utara. Di sana, Hughes membuka homeschooling. Ia sudah menikah lagi. Namun, seiring perjalanan waktu, karirnya seolah berhenti. Tak ada lagi program teve yang dibawakannya. Jilbab khas-nya sesekali masih dipakai saat tampil, tapi sudah tak menimbulkan greget.

Sesungguhnya banyak rahasia hidup yang masih diselimuti perihal sosok Hughes. Penyebab perceraiannya,hingga kini masih remang-remang. Begitu pun status perkawinan keduanya dengan Roy. Apakah baru kawin siri atau sudah nikah resmi secara negara. Saya sempat diajak kerjasama oleh Roy untuk membuat buku. Tapi rencana itu batal, karena Roy tak juga memberikan modal kerja. Padahal kita sudah sempat meeting di Senayan City. Sepanjang saya berinteraksi dengan Roy, tak sekalipun Hughes ikut menemani suaminya.


Hughes sedang jadi presenter
Dewi Hughes menjadi salah satu, dari ratusan artis yang memilih perceraian sebagai jalan hidupnya untuk memecahkan persoalan rumah tangganya. Memang ini dunia yang unik. Banyak artis yang terlihat harmonis diawal-awal rumah tangga, saat diwawancara, bahkan hingga beberapa minggu menjelang perceraiannya. Tak aneh, perceraian Hughes mengejutkan banyak pihak. Saya pribadi merasa sedih, karena sejak bercerai, talenta Hughes sebagai presenter seolah tak dilirik lagi oleh para pemakai jasanya. Hughes tenggelam, dan entah bagaimana kabarnya saat ini.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!