Daftar Isi

Tuesday, June 5, 2012

rempongnya bertemu adiknya Obama

maya sibuk melayani foto bersama
Awal Juni 2012, Maya Soetoro Ng, adik tiri Presiden AS Barack Obama datang ke Indonesia. Ini kunjungan pribadi. Maya sebagai asisten profesor di Universitas Hawai, AS, juga penggiat pendidikan. Ceritanya, dia akan sharing soal pengetahuannya sebagai dosen pendidikan di tanah air kita. Karena menarik untuk diangkat profil keluarganya, saya memutuskan untuk datang menemuinya di sebuah diskusi publik. Undangan datang lewat email, dalam Bahasa Inggris. Acara berlangsung tanggal 5 Juni 2012 di Pacifik Place, JL. Soedirman, Jakarta.

Saya sendiri sempat sangsi apakah dia punya cukup waktu untuk wawancara panjang. Pengalaman kalau belum janji secara khusus, paling dapat bertanya sepatah dua patah kata. Tapi karena ini pengalaman langka, akhirnya saya putuskan berangkat. Kesulitan pertama, soal tempat pasti di mana acara berada. Tiba di Pasific Place, saya harus muter-muter tanya, di mana Maya mengadakan acara. Banyak satpam mall yang tidak tahu. Untung di bagian informasi ada datanya.

Kedua, betapa rempongnya (baca;repot,hehehe) masuk ke ruangan acara. Ini ruangan disewa oleh pemerintah AS. Namanya @america. Biasanya untuk acara-acara yang berkaitan dengan pengenalan budaya AS. Karena yang datang adik orang nomor satu di AS, prosedur ketat tetap dijaga. semua anggota tubuh diobok-obok. Tas ditinggal. Tangan hanya membawa notes, kamera dan alat perekam. Saya sempat berfikir, kok adik presiden Indonesia tidak begini banget kalau mengadakan sebuah acara ya,hehehe.

Masuk ke dalam, undangan sudah penuh. Kata Ryan, fotografer dari Presiden Post acara sudah berlangsung 20 menit. Maya sedang berpidato memakai Bahasa Inggris. Saya yang bodoh hanya bisa menangkap sepotong sepotong. Memakai setelan berwarna hitam dengan selendang di sampirkan di bahu, Maya banyak bercerita soal pengetahuannya seputar ilmu-ilmu edukasi. Sesekali, ia menggunakan Bahasa Indonesia yang cukup lancar, meski kadang susah menemukan kata yang tepat ketika hendak mengutarakan sesuatu.

maya sedang diwawancara
Usai acara, kami segera menyerbu.  Maksudnya, bukan hanya para jurnalis, tapi juga para pengunjung. Sesi tanya jawab yang cukup lama rupanya belum cukup jadi pengobat kangen. Tapi lagi-lagi protokol ketat dijaga. Maya tak boleh foto bersama. Saya yang mengambil gambar saja cukup kesulitan karena dia selalu terhalang para pengunjung yang menyemut. Maya akhirnya ditarik masuk ke dalam ruangan.

Seorang laki-laki yang jadi moderator, sempat menyuruh saya menghubungi Pak Lukman, yang menjadi penghubung antara pers dan pihak Maya. Tapi saya tanya ke sana ke mari pada panitia tak satupun yang kenal Lukman. Semua yang terlihat mengurus acara itu bahkan bersikap sombong. Kerempongan kembali terjadi, ketika pers diperbolehkan masuk untuk wawancara Maya di ruangannya, dengan syarat ID card harus digantung di leher.

Saya pribadi punya ID card lengkap. Ada dari kantor. Ada pula dari dewan pers, setelah ikut menjalani uji kompetensi wartawan. Tapi fotografer saya yang baru beberapa bulan bekerja, dilarang masuk mengambil gambar. Sudah dijelaskan tapi tetap  ditolak. Akhirnya ID card saya kasih ke dia, supaya bisa masuk. Terpaksa saya menunggu lama di luar. Saya kembali mencari-cari Lukman. Tetap nihil.  Hingga saya tanya pada perempuan cantik bernama Winny. Dia staf kedubes AS asal Indonesia.

Winny memberi alamat email. Saya diijinkan mengirim daftar pertanyaan, meski dia tidak janji Maya bakal menjawabnya. Tapi tidak apa-apa. Minimal ada link untuk bisa memberi pertanyaan pada ibu dua anak itu. Lukman sendiri rupanya masih sibuk memberi supervisi. Maya kala itu sedang diwawancara oleh sebuah televisi swasta, yang memiliki program berita dalam Bahasa Inggris. Karena saya yakin tak bisa dapat wawancara sore itu, kami memutuskan pulang. Fotografer masih ngedumel soal tragedi ia ditolak masuk.

Di kamera kecil saya ada foto Maya, meski tidak fokus. Ada cerita berkesan yang sempat saya tangkap, walau banyak yang tidak saya mengerti karena keterbatasan saya dalam Bahasa Inggris logat Amerika (hahaha...sombong amat ya?). Diantaranya, Maya bercerita saat masih tinggal di Indonesia, tiap bulan purnama ibunya selalu membangunkannya. "Ayo bangun sini lihat bulan indah sekali,"ujar Maya menirukan sang ibu, An Dunham.

Maya sering kesal. Soalnya ia ingin tidur. Tapi belakangan sang ibu bercerita, saat sedang melihat bulan purnama, sesungguhnya akan mengingatkan kita jika semua manusia adalah bersaudara. Kata Maya, bulan yang terlihat di Indonesia, adalah juga bulan yang sama yang ada di Hawai, Singapura, bahkan Afrika. Saya jadi ingat syair lagunya grup musik cadas asal Jerman;Scorpion. Judulnya under the same sun. Intinya, Clause Maine, si vokalis mengunggah pesan, kenapa kita harus saling berbunuh-bunuhan. Padahal, kita hidup di bawah matahari yang sama. Cause we all life under the same sun. Maya tidak menyebut matahari. Tapi filosofinya sama.
maya kecil bersama dua orang tuanya
Maya juga bertutur, ketika ibunya hendak meninggal dunia, ia sempat berpesan ingin di kubur di tempat yang tinggi, supaya bisa mudah melihat keindahan alam. Kali lain, An Dunham ingin di "kubur" di laut, agar bisa ke mana-mana dengan lebih cepat. Maya tak mengklarifikasi, benarkah sang ibu seorang atheis, seperti yang selama ini jadi pengetahuan publik. Macam-macam yang bisa dipungut, sampai lupa kalau perut belum diisi sejak pagi. 

Kalau soal yang terakhir, saya jadi tidak respek sama Kedubes AS. Masa untuk acara sepenting ini air minum saja tidak ada?Apalagi makanan, yang biasanya melimpah diacara-acara yang mengundang media. Saya lihat, Maya juga hanya disuguhi air mineral dalam botol kecil. Woiii Obama, dubesmu untuk Indonesia kok pelit amat sih?

Sekitar pukul 18.00, saya terpaksa mampir ke warteg dekat rumah. Ketemu teman lama, yang ngurus warteg. Ngobrol ngalor ngidul. Cukup Rp 13 ribu, semangkok soto babat, empat tempe goreng dan es teh mengenyangkan perut. Saya pamit pulang pada teman. Rencana untuk mengirim daftar pertanyaan ke Maya pun mulai kususun, malam harinya.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!