Daftar Isi

Saturday, April 28, 2012

Super "Pelita Hati"

Dia artis terkenal. Kalau dibilang kaya raya dari dunia nyanyi, memang begitulah adanya. Dari kontrak sebuah album dengan sebuah label saja, dia kasih uang muka sebuah mobil mercy dua pintu. Harganya masuk dalam hitungan M. Apartemen dia punya. Ke mana-mana pakai mobil Alphard. Dia juga suka memakai tas Hermes, yang harganya dari puluhan juta hingga ratusan juta. Sososknya kerap wara-wiri di panggung musik, entah di acara televisi atau dipanggung hiburan off air alias tidak ditayangkan.

Dia penggemar sepak bola. Makanya saat timnas Indonesia berjaya di ajang piala AFP, meski akhirnya kalah dari Malaysia, sosoknya kerap muncul di gelora bung karno. Karena popularitasnya yang sedang menjulang, ketika seorang teman minta dicarikan artis untuk menemani seorang menteri nonton final sepak bola timnas Indonesia melawan timnas Malaysia, saya sodorkan nama dia. Tapi, tak usahlah saya sebut namanya. Yang jelas, asisten pak menteri menerima saat artis itu saya sarankan dipakai untuk menemani pak menteri.

Saat saya hubungi manajernya, dengan antusias mereka menyambut. Saya meminta sang manajer memasang harga, untuk pekerjaan cuma dua hari. Tak lama berselang, dia menyodorkan angka di atas Rp 45 juta dan dibawah Rp 50 juta. Angka itu lantas saya sodorkan ke asisten pak menteri. Saya diberi waktu sekitar dua hari, untuk koordinasi terkait tarif itu. Selama dua hari itu, tak henti-henti manajer sang artis meminta saya untuk mendorong asisten pak menteri, agar bisa segera deal."Kita ingin banget dukung timnas main mas.Tolong di push ya mas,"pesan sang manajer.

Tak cuma minta saya menekan asisten pak menteri, sang manajer artis itu juga menjanjikan untuk memberi komisi. Berapa?Kebetulan saya tak pernah jadi makelar. Ide soal komisi ini juga datang dari pihak manajer artis. Saya bilang terserah saja. Karena saya cuma menyampaikan keinginan teman untuk mencarikan artis pendukung. Saya juga tidak mau, hubungan yang sudah terjalin baik jadi bermasalah gara-gara soal komisi. Jadi, untuk hal ini, saya mending pasif sajalah.

Dua hari berselang, asisten menteri bilang oke. Termasuk akomodasi untuk 4 orang selama berada di negeri jiran. Untuk si artis, penerbangan kelas bisnis. Sementara manajer dan stafnya pakai kelas ekonomi. Ini belum termasuk penginapan hotel di sana. Saya sendiri sempat ditawari ikut. Tapi karena tak punya pasport, saya tak bisa memenuhi undangan itu.Okelah. Tidak apa-apa. Yang penting acara berjalan lancar. Kenyataannya acara memang berjalan sesuai rencana. Sudah tentu pak menteri ke sana membawa serta beberapa wartawan infotainment.

Persoalan mulai muncul, ketika pekerjaan telah selesai. Janji si manajer untuk memberi komisi tak kunjung terwujud. Padahal tidak mungkin honor dari pak menteri belum dibayar. Untuk acara seperti itu, sebelum berangkat minimal 50 persen sudah masuk. Sisanya setelah pulang. Selama seminggu saya mencoba berdiam diri. Tapi saya menjadi penasaran, ketika mendengar cerita dari teman infotainment, jika si artis tersebut dikenal sangat "pelita hati"."Waktu kita liputan  di apartemennya, boro-boro ditawari minuman. Dia malah minum sendiri. Itu sudah terkenal ceritanya. Dia pelit,"ujar teman saya.

Saya akhirnya beranikan diri untuk mengirim pesan pendek. Sekedar mengingatkan janji yang pernah terucap. Pesan pendek saya tak terjawab. Baru hari kedua ada balasannya. Isinya, saya disuruh nunggu. tapi, tunggu punya tunggu tak juga ada jawaban. Saya kembali kirim SMS. Dia bilang sabar dulu karena masih sibuk. Begitu terus, hingga akhirnya saya diamkan lagi. Sekitar beberapa hari setelah pesan pendek saya, sang manajer bilang sudah mengirim uang. Besarnya Rp 1 juta.

Berapa persen jumlah ini dari honor sang artis yang bisa mencapai Rp 50 juta seperti tarif yang dipasangnya?Entahlah. Saya malas untuk menghitung-hitungnya. Bukan berarti saya kecewa denga angka nominalnya. Tapi kalau hanya memberi sejumlah itu, tentu amat keterlaluan. Seperti yang sudah saya sebut di awal tulisan, kekayaan sang artis nilainya sudah milyaran. Apa susahnya memberi sedikit lebih, karena atas jasa saya juga dia mendapat job itu. Tapi, jika mengingat cerita teman saya, saya jadi mafhum...jadi bukan soal dia kaya atau tidak. Tapi memang sudah dari sono-nya si artis tergolong "pelita hati".

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!