Daftar Isi

Saturday, April 28, 2012

gimana akting gue?

Melihat para artis menangis atau marah di tayangan infotainmen?Jangan dulu terhanyut perasaan. Mari selidiki dulu, apakah itu air mata dan kemarahan betulan, atau sekedar air mata buaya plus kemarahan yang dibuat-buat. Saya sebut begitu, karena tangisan dan kemarahan itu  tersaji saat mereka diwawancarai untuk menanggapi sebuah kasus. Tahu sendiri khan? Mereka di shot kamera dan sadar soal ini.

Lagi-lagi ini masalah pencitraan. Mungkin dengan menangis, publik menjadi semakain cinta, karena artis pujaannya punya empati tinggi. Atau saat mereka marah, publik juga ikut-ikutan marah, meski kemarahan yang ditunjukan si artis tidak tulus dari dalam hati.

Saya ngomong begini, setelah melihat dan mendengar wawancara seorang aktor senior. Namanya tidak perlu saya sebutkan. Tapi jika mengingat ini, saya merasa geli. Oh, ternyata selama ini penonton televisi cuma dikibuli,hehehehe.

Semua berawal dari tersandungnya seorang aktor senior yang sudah sangat terkenal di tanah air oleh kasus narkoba. Berita ini memang mengejutkan semua pihak.  Maklum saja. Aktor senior itu sebelumnya dikenal bersih. Tak pernah ada desas-desus ia pecandu barang laknat itu. Saya yang kerap menerima berita miring dari berbagai sumber, baik melalui SMS atau fax kantor, tak pernah mendengar ia akrab mengonsumsi narkoba.

Tahun 2004, ketika SBY mulai ancang-ancang mengajukan diri sebagai capres, saya bahkan sempat wawancara lewat telepon. Responnya bagus. Beliau mengangkat sendiri teleponnya, tanpa ada manajer. Saat itu, saya sempat bertanya, kenapa tidak mau mencalonnkan diri sebagai anggota DPR. Tapi sang aktor bilang, misi dia di politik hanya mengantar SBY sebagai presiden. Ia lebih suka bergelut di dunia hiburan -entah main film dan sinetron atau jadi bintang tamu di berbagai acara televisi.

Maka saat berita ditangkapnya beliau terpampang di koran ibu kota, saya sempat shock. Perburuan berita dimulai. Termasuk mewawancarai orang yang pernah berseberangan dengan beliau. Ini menarik. Karena teman-temannya semua ngomong normatif. Ikut prihatin dan semoga bisa cepat selesai masalahnya. Basi dan membosankan bukan?

Beruntung, si aktor yang juga tak kalah terkenal dengan aktor korban narkoba mau ngomong. Seperti biasa, sebelum wawancara kami menunggu ia menyiapkan diri sejenak. Mengatur penampilan biar terlihat rapi.

Wawancara dengan sang aktor sungguh berbeda. Ia menyesalkan kenapa sang teman bisa terperosok ke dalam jurang narkoba. Apalagi sebagai aktor senior bisa menjadi panutan bagi yang muda-muda. Tak lupa ia memasang wajah tegang, penuh amarah dan penyesalan, karena bekas seterunya itu tidak bisa menahan godaan. Cukup. Wawancara selesai, dan selanjutnya sesi ngobrol-ngobrol ringan. Ajaib, saat ngobrol-ngobrol ringan, ia kembali bersikap normal. Bahkan seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Namun seperti yang saya sebut sebelumnya, saya menjadi geli jika mengingat closing ucapannya sebelum dia meninggalkan tempat acara. Dengan serius, beliau bertanya pada kami-kami, wartawan hiburan."Gimana akting gue?Bagus nggak?". Spontan kami menjawab,"Bagus bang!". Selanjutnya, ia ngeloyor pergi, sambil melambaikan tangan ke arah wartawan. 

Sejak itu, saya selalu mencermati setiap tangisan atau kemarahan yang ditunjukan oleh para seleb di acara infotainmen. Siapa tahu mereka cuma akting, dan tidak tulus datang dari dalam lubuk hatinya....

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!