Daftar Isi

Saturday, April 28, 2012

ini mas jas-nya

Segala sesuatu yang bersifat perdana, memang selalu membuat sport jantung. Seperti yang saya alami, saat diminta menjadi salah satu nara sumber acara talk show di televisi swasta. Sebagai jurnalis, saya memang biasa menghadapi beragam orang dengan beragam watak dan karakter. Tapi untuk bicara dan menjawab pertanyaan host sebuah program, ketakutan tidak bisa menjawab dengan lancar tertancap juga dibenak saya. Namun karena saya diminta, mau tak mau saya harus berangkat.
nampang bentar di tv

Permintaannya juga mendadak. Sore ketika saya sedang ngetik, produser program tersebut menelepon. Ia meminta ada perwakilan dari kami yang bisa bicara. Kebetulan tulisan yang akan dibahas saya yang buat. Keputusan diambil, saya yang maju. Sore saya pastikan, malamnya saya disuruh meluncur ke studio untuk syuting secara live. Benar-benar apa adanya saya berangkat, hanya mengandalkan informasi terkait tema yang bakal diangkat dari bahan-bahan yang pernah saya baca.

Saya memang sempat memetakan, kira-kira pertanyaan apa yang bakal muncul. Saya siapkan jawabannya. Saat malam menjelang, karena harus tiba di studio pukul 20.00, saya segera meluncur. Ujian pertama datang, ketika hujan lebat turun di jalan Gatot Soebroto, Jakarta. Terbayang kehujanan di jalanan utama ibu kota. Tidak ada tempat berteduh karena macet dan kanan kiri hanya berdiri gedung-gedung jangkung. Aduh, baju dan celana basah kuyup. Di tambah udara malam, lengkap sudah rasa dingin yang menyergap tubuh.

Hujan sempat berhenti. Saya segera tancap gas karena sudah hampir telat. Tapi tak berapa jauh dari stasiun teve yang mengundang, hujan lebat kembali tercurah. Saya lintang pukang menyelamatkan diri.Alhamdulilah, akhirnya bisa masuk. Saya lepas jaket dan sepatu untuk menghangatkan badan. Bertemu produser acara dan disuruh menunggu. Kesempatan menunggu itu saya pakai untuk mengeringkan badan. Benar-benar sebuah perjuangan yang mendebarkan. Tapi, baju yang basah tetap membuat badan saya terus menggigil kedinginan, di tengah terpaan air conditioner yang terus menerus hidup.

O,ya, host acara itu kebetulan komedian teman saya. Saya sedikit lega dan terhibur. Tak lama, datang anggota DPR yang akan jadi lawan bicara saya. Wah, benar-benar seperti langit dengan bumi. Saya pakai jeans belel, sepatu kets dan baju warna putih polos untuk menghadapi moment ini. Sementara si anggota DPR memakai jas rapi, dengan sepatu mengkilat dan wangi parfum menebar dari tubuhnya. Tapi, sebagai wartawan saya ogah minder. Biasa saja,hehehe.

Saya pikir penampilan saya sudah cukup rapi. Biasanya pakai kaos oblong, malam itu pakai kemeja. Jadi tinggal masuk dan rekam.Ternyata tidak. Seorang perempuan, tiba-tiba menghampiri saya dan menyodorkan  sepotong jas warna hitam. "Ini mas dipakai,"ujarnya. Saya sempat menolak. Seumur hidup saya belum pernah pakai jas. Apa jadinya nanti kalau dilayar kaca saya terlihat memakai jas. Tapi si mbak bilang, ia disuruh produser acara. Ya sudahlah. Terpaksa saya terima. Untung jasnya pas. Tidak terlalu besar, juga tak terlalu kecil.

Jas itu memang benar-benar menolong. Bukan dalam hal penampilan semata. Tapi pendingin di studio yang begitu rendah membuat saya kembali kedinginan. Menggigil hingga perut terasa sakit. Kalau tidak memakai jas, ingin rasanya saya cepat-cepat keluar dari tempat itu. Tapi jujur juga, perut sakit tak hanya karena menahan rasa dingin. Rasa gugup dan panik karena sorotan lampu studio dan bidikan kamera, ikut andil dalam penderitaan itu. Sampai-sampai, orang rumah mengirim pesan agar saya rileks dan tak terlihat tegang,hehehe.
kaos oblong pakaian kebesaran
Selesai syuting, saya segera keluar dan buru-buru pulang. Tidak sadar kalau masih memakai jas pinjaman. Si mbak tadi segera memanggil dan saya mendekat."Ini mas tanda tangan,"ujarnya. Ah, rupanya sebuah amplop disodorkan, selain ia meminta kembali jas yang saya pakai. Kali ini badan dingin menjadi tak terasa. Saya pulang dengan gembira, karena ada rejeki yang bisa untuk menambah beli susu anak. Sampai rumah, seorang teman mengirim foto saya memakai jas di televisi lewat BBM. Teman saya berkomentar tampang saya terlihat jelek, saat foto itu saya upload di facebok...biasalah.Demam kamera,hahahaha.... 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!