Daftar Isi

Friday, January 24, 2014

Bermimpi Jadi Presiden

Baiklah, mungkin diantara kita sudah mulai menimbang-nimbang, siapa calon presiden yang akan dipilih. Atau jika belum punya pilihan,barangkali mulai memelototi wajah-wajah yang berseliweran, mengaku-ngaku siap jadi presiden, atau masih malu-malu, meski gelagatnya akan maju juga. Tahun 2014,tahun dimana suksesi kepemimpinan nasional bakal terjadi, membuat kita jadi harap-harap cemas.

Presiden tentu jabatan prestisius. Pak Beye jauh-jauh hari sudah memastikan, sang istri tidak akan maju. Tidak baik bagi pendidikan demokrasi,kata Pak Beye. Maka, ketika ia merilis buku tulisannya berjudul “Selalu ada pilihan”, menjadi menarik, karena di situlah kita bisa belajar untuk siap-siap menjadi presiden. Atau setidaknya, bermimpi jadi presiden. Kita tentu tak mungkin meminta waktu khusus, agar Pak Beye bercerita soal kiat suksesnya dua kali dalam pemilihan langsung.

Buku ini menjadi jembatan. Bak pepatah China,’jika engkau mau melewati sebuah jalan, bertanyalah pada orang yang pernah lewat lebih dulu’,buku setebal 808 halaman ini menyimpan banyak “mutiara”. Tak cuma share pengalaman bagaimana merebut hati rakyat, di dalamnya juga bertebaran kisah-kisah inspiratif, sekaligus “menakutkan”, dipandang dari sisi psikologis seorang RI 1. Mungkin selama ini kita melihatnya kursi RI 1 itu enak belaka.

Kata Pak Beye,menjadi presiden harus siap selalu difitnah, dihina, dihujat dan direndahkan. Bahkan untuk orang-orang yang pernah diberinya jabatan tinggi, kemudian karena sistem menghendaki ia diganti,komentar-komentar miring kerap datang. Tak ketinggalan,aroma mistis juga sering “mengunjunginya”. Pak Beye bercerita, pernah gulungan asap hitam berputar-putar memasuki rumahnya. Setelah dibacakan surat Al Fatihah, asap itu segera ngacir.

Seorang temannya bekas menko di kabinet Gus Dur bahkan terang-terangan minta jabatan menteri, saat ia terpilih di 2009. Ketika kemudian tidak diberi, orang itu hingga kini konsisten menyuarakan gerakan anti SBY. Ada cerita menarik juga, seorang ulama-politisi, pemimpin sebuah ormas Islam besar, melamar jadi cawapres saat pilpres 2004. Tapi setelah JK yang dipilih, sang ulama-politisi itu hingga kini terus galak.

Pak Beye juga membuka sedikit rahasia,tentang seorang anak muda yang sempat memimpin partainya.Awalnya, banyak informasi masuk, bagaimana anak muda itu menghalalkan segala cara untuk menggapai jabatan yang diinginkannya.”Jangan terkecoh dengan penampilan santun dan sikapnya yang lembut,”kata pak Beye mengutip pemberi informasinya. Tapi karena ia tak suka berburuk sangka, informasi itu ditepisnya.

Belakangan, kata-kata orang itu benar adanya. Pak Beye bahkan terang-terangan menulis, anak muda yang sedang bermasalah dengan hukum itu justru sekarang yang tambah galak. “Dia menghembus-hembuskan wacana, agar saya maju sebagai wakil presiden di pilpres 2014. Itu sengaja untuk mempermalukan saya,karena saya sudah berjanji untuk mengakhiri masa bakti secara baik,”ujar Pak Beye.

Jika di jaman orde baru orang dekat presiden berlimpah harta,justru saat Pak Beye menjabat, ia banyak kehilangan teman. Begitu juga anak-anaknya, yang curhat jika teman-temannya jadi ikut “susah”. Bukan apa-apa. Di tengah kebebasan pers yang kerap kebablasan,orang-orang dekat presiden itu selalu dicurigai tindak tanduknya. Mau bisnis secara benar sering mendapat sorotan. Apalagi kongkalikong, jauh panggang dari api.

Padahal untuk masalah bisnis, Pak Beye dikenal “kaku”. Ia bahkan tak mau menolong teman dekatnya,untuk sekedar mendapat rekomendasi proyek.”Semua harus lewat prosedur,”kata Pak Beye. Dengan prinsip seperti ini saja, selalu ada saja pihak yang ingin menyeret-nyeretnya dalam kasus yang sedang menimpanya. Pak Beye misalnya menyebut sikap LHI, yang menuduhnya tanpa dasar.

Secara terang dan jelas, Pak Beye juga membantah tahu kasus Century. Juga kasus-kasus lain, seperti Hambalang,Bunda Putri, aliran dana ke Ibas, dan tuduhan Anas jika ia intervensi terhadap KPK untuk menjadikan Anas sebagai tersangka. Sanggahan ini tentu saja menjadi pertaruhan besar bagi Pak Beye, karena bantahan tertulis sudah tersebar di seluruh Indonesia dan dipajang di toko-toko buku Gramedia, sebagai penerbit buku ini.

Di luar dari berbagai informasi menarik yang dikemas dengan bahasa lugas dan mudah difahami,ada satu pesan yang rasanya menarik untuk digarisbawahi. Persaingan pilpres 2014 akan sangat ketat. Belajar dari pilpres 2004 dan 2009, cara-cara keji dan tak beradab masih muncul, sebagai upaya  untuk membunuh karakter lawan. Pak Beye, disini menegaskan, politik yang bersih dan berkeadaban pun, jika dijalankan dengan strategi yang jitu, akan memberi hasil maksimal.

Di atas dari semuanya adalah ridho Allah. Saat pilpres 2004 dan 2009 misalnya, banyak sekali orang pintar yang mendekati Pak Beye untuk memberi semacam “pegangan”. Tapi semua ditolak dengan halus. Begitu juga saat seorang paranormal kondang meramal ia akan kalah, Pak Beye menenangkan tim suksesnya dan menyuruh bertawakal pada Allah. “Karena bukan suara paranormal, pengamat politik, atau pemuka agama yang menentukan. Mereka, pengamat politik dan pemuka agama penting. Tapi lebih dari segalanya, rakyat yang memiliki suara dan ridho Allah,”kata Pak Beye.

Buku ini menarik dibaca, karena antar bab bercerita kisah-kisah berbeda. Kita bisa membacanya mulai dari bab mana saja, hingga ketebalan buku bukan menjadi sesuatu yang menakutkan. Mungkin bagi kalangan anti SBY, buku ini tak lebih dari curhat tak berguna. Tapi dengan memasang kejernihan hati, membuang syak wasangka, meredesain pola pikir dan mencoba berendah hati “mendengarkan” buah pikir Pak Beye,insyaallah banyak hikmah yang bisa dipetik.

Kita jadi tahu, mana tokoh politik haus jabatan, mana ‘Sengkuni’ yang selalu menyebar kebencian, mana musang berbulu monyet, dan mana tokoh politik atau pebisnis yang tulus menjalani tugasnya. Tentu dengan catatan, kita rajin mengikuti isu-isu politik, karena Pak Beye tidak menyebut nama. Ada simbol dan kita harus menebak sendiri. Soal harga buku, saya tidak tahu karena ini saya dapatkan secara cuma-cuma saat liputan. Tapi untuk mereka yang bermimpi jadi presiden,bahkan sudah pada taraf ngebet buangeet,harga berapapun bukanlah masalah,hehehe. Tabik...



No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!