Daftar Isi

Sunday, May 13, 2012

Keliling Kebon Raya Bogor

Adik Syahrini, Aisyahrani, memutuskan menggelar resepsi pernikahan awal Mei 2012. Pernikahan itu, uniknya, dilaksanakan di ruangan terbuka alias lapangan, dengan konsep garden party. Saya sempat disuruh cepat-cepat ke kantor karena akan ditugasi meliput ini. Karena TKP-nya di Bogor, usai absen jari, saya kembali pulang. Saya putuskan untuk berangkat dari rumah. Daripada ikut mobil liputan terus habis meliput balik lagi ke kantor??Tambah makan waktu untuk sampai di rumah.

Hambatan pertama adalah mencari kafe De Daunan, lokasi acara resepsi. Bogor yang penuh dengan angkot, membuat saya bolak-balik kesasar. Oleh seorang tukang parkir, di dapat informasi, jika kafe terletak di dalam kebun raya. Saya segera menuju ke gerbang utama. Oleh petugas keamanan, motor di suruh ditinggal di dekat gerbang. Untuk menuju lokasi acara dipersilahkan jalan kaki. Tidak terlalu jauh. Cuma 500 meter. Aku turuti peraturan itu.

Tak lama jalan, seorang pedagang kaki lima di dalam kebon raya menolongku untuk ikut naik motornya. Alhamdulilah. Ada juga yang mau bantu. Tentu ada yang bikin heran, saat saya bonceng motor. Jarak pintu utama menuju kafe De Daunan ternyata cukup jauh. Kalau jalan kaki mungkin bisa gempor. Di lapangan hijau, ditengah rerimbunan pohon-pohon tinggi kebon raya, aku minta turun. Terlambat  sedikit, sekitar 15 menit. Tapi acara belum dimulai sesuai rencana yaitu pukul 15.00.
syahrini & adiknya, Aisyahrani
Petugas pembawa acara meminta hadirin mendekat. Karena akad nikah akan dimulai dan pukul 17.30 bisa selesai untuk shalat maghrib. Saya dan teman-teman tentu saja harus menunggu, sampai mempelai mengadakan konferensi pers. Celakanya, acara molor hingga malam. Bahkan hingga pukul 20.00 resepsi masih berlangsung.  Kesal tentu saja. Untung pawang hujannya hebat. Hingga hujan tak kunjung jatuh, tidak seperti hari-hari biasanya.

Di rumah, istri ngomel-ngomel. Soalnya dia masuk shift malam. Tidak ada yang menjaga anak-anak. Dalam kondisi dilematis, akhirnya diambil tindakan. Dua anak saya dibawa ke rumah sakit. Nanti saya jemput setelah liputan kelar.Pukul 21.00 saya sudahi pekerjaan. Menumpang mobil tayangan, saya menuju gerbang utama. Tapi betapa kagetnya saya, ketika gerbang sudah tutup. Lampu-lampu sudah dimatikan. Waduh, celaka. Bagaimana saya harus mengambil motor untuk pulang?

Saya dan teman-teman putar otak. Akhirnya kami cari pintu gerbang yang masih buka. Alhamdulilah ada satu. Saya bilang akan mengambil motor. Untung ada pak sekurity yang mau kontrol. Saya diminta ikut. Membelah kebon raya bogor yang gelap dan penuh rimbun tanaman, akhirnya kami sampai di parkiran. Motor saya masih sendiri. Tak ada motor lain. Dengan petunjuk dari pak sekurty, saya kembali diantar ke gerbang semula. 

Malam itu, ditengah cuaca dingin akibat hujan deras mengguyur Bogor-Jakarta, saya tancap gas menuju rumah sakit. Tiba di rumah sakit pukul 22.30. Anak-anak masih terjaga. Saya bawa pulang, dan esoknya saya ke kantor dalam kondisi hujan-hujanan. Esoknya, saya jatuh sakit selama seminggu. Entah masuk angin atau karena kecapekan. Tapi yang jelas, pengalaman ini membuat saya kapok untuk parkir motor hingga malam di Kebun Raya Bogor.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda!